A. Motivasi dan pentingnya motivasi
1. pengertian motivasi
Motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Atau Motif adalah suatu pernyataaan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.
Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Sebagai misal, seorang siswa dapat tinggi motivasinya untuk menghadapi tes ilmu sosial dengantujuan mendapatkan nilai tinggi (motivasi ekstrinsik) dan tinggi motivasinya menghadapi tes matematika karena tertarik dengan mata pelajaran tersebut (motivasi intrinsik).
Pada umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan, dan perangsang (incentive). Tujuan adalah yang menentukan dan membatasi tingkah laku organisme itu.
2. pentingnya motivasi dalam belajar
motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:
· Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses , dan hasil akhir.
· Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya
· Mengarahkan kegiatan belajar
· Membesarkan semangat belajar
· Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (di sela-selanya adalah istirahat atau bermain) yang berkesinambungan.
B. Jenis dan Sifat Motivasi
- Jenis Motivasi
Para ahli ilmu jiwa mempumyai pendapat bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder.
1. Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis, atau jasmani manusia. Manusia adalah mahluk berjasmani, sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya. Di antara insting yang penting adalah memelihara, mencari makan, melarikan diri, berkelompok, mempertahankan diri, rasa ingin tahu, membangun, dan kawin. (Koeswara, 1989: Jalaludin Rachmat.1991)
Freud berpendapat bahwa insting memiliki empat ciri, yaitu tekanan, sasaran, objek dan sumber.
• Tekanan. Tekanan adalah kekuatan yang memotivasi individu untuk bertingkah laku, semakin besar energi dalam insting, maka tekanan terhadap individu semakin besar.
• Sasaran. Sasaran insting adalah kepuasan atau kesenangan, kepuasan tercapai apabila tekanan enargi pada insting berkurang.
• Objek. Objek insting adalah hal-hal yang memuaskan insting, hal-hal yang memuaskan insting tersebut dapat berasal dari luar individu atau dari dalam individu.
• Sumber. Sumber insting adalah keadaan kejasmaniaan individu.
Insting manusia dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu insting kehidupan (life instinct) dan insting kematian (death instinct). Insting-insting kehidupan terdiri dari insting yang bertujuan memelihara kelangsungan hidup. Insting kehidupan tersebut berupa makan, minum, istirahat, dan memelihara keturunan. Insting kematian tertuju pada penghancuran, seperti merusak, menganiaya, atau membunuh orang lain atau diri sendiri.
2. Motivasi Sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Menurut beberapa ahli, manusia adalah makhluk sosial. Perilakunya tidak hanya terpengaruh oleh faktor bilogis saja, tetap juga faktor-faktor sosial. Perilaku manusia terpengaruh oleh tiga komponen penting seperti
a) Komponen afektif, komponen afektif adalah aspek emosional. Komponen ini terdiri dari motif sosial, sikap dan emosi.
b) Komponen kognitif, komponen kognitif adalah aspek intelektual yang terkait dengan pengetahuan.
c) Komponen konatif, komponen konatif adalah tekait dengan kemauan dan kebiasaan bertindak.
Perilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap adalah suatu motif yang dipelajari. Ciri-ciri sikap (a) merupakan kecenderungan berfikir, mersa, kemudian bertindak, (b) memiliki daya dorong bertindak, (c) relatif bersifat tetap, (d) berkecenderungan melakukan penilaian, dan (e) dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah.
Perilaku juga terpengaruh oleh emosi. Emosi menunjukkan adanya sejenis kegoncangan seseorang. Emosi memiliki fungsi sebagai (a) pembangkit energi, (b) pemberi informasi pada orang lain, (c) pembawa pesan dalam berhubungan dengan orang lain, (d) sumber informasi tentang diri seseorang.
Perilaku juga terpengaruh oleh adanya pengetahuan yang dipercaya. Pengetahuan tersebut dapat mendorong terjadinya perilaku. Perilaku juga terpengaruh oleh kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan merupakan perilaku menetap, berlangsung otomatis. Kemauan seseorang timbul karena adanya (a) keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan, (b) pengetahuan tentang cara memperoleh tujuan, (c) energi dan kecerdasan, (d) pengeluaran enrgi yang tepat untuk mencapai tujuan
Penentuan jenis-jenis motivasi dapat ditentukan berdasarkan pendekatan-pendekatan yang digunakan. Ada 3 macam pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan jenis-jenis motivasi, antara lain:
a. Pendekatan kebutuhan
Kebutuhan manisia bersifat bertingkat-tiungkat. Pemuasan terhadap tingkat kebutuhan tertentu dapat dilakukan apabila tingkat kebutuhan sebelumnya telah mendapat pemuasan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut yaitu:
· Kebutuhan fisiologis, kebutuhan primer yang harus dipuaskan terlebih dahulu yang terdiri dari kebutuhan sandang, pangan dan papan.
· Kebutuhan keamanan, baik keamanan batin maupun keamanan benda
· Kebutuhan social yang terdiri dari kebutuhan perasaan untuk diterima orang lain, perasaan dihormati, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan perasaan untuk berpartisipasi.
· Kebutuhan berprestise, yaitu kebutuhan yang erat hubungannya dengan status seseorang..
b. Pendekatan Fungsional
pendekatan ini berdasarkan konsep-konsep motivasi, yaitu penggerak, harapan dan insentif. Penggerak adalah yang memberiakn tenaga tetapi tidak membimbing, pada diri siswa terdapat 2 sumber tenega, yaitu sumber eksternal yaitu stimulus yang diberikan oleh lingkungan, stimulus yang masuk dari luar, sampai pada korteks melalui jalur tertentu, yakni melalui mekanisme syaraf sehingga timbul tenaga penggerak. Sumber internal yaitu alur pikiran, symbol-simbol dan fantasi dari pada korteks mislnya mimpi di tengah hari.
Harapan adalah keyakinan sementara bahwa suatu hasil akan diperoleh setelah dilakukannya suatu tindakan tertentu. Harapan-harapan menunjukkan rentang antara ketentuan sebyektif bahwa sesuatu akan terjadi, dan ketentuan objektif sesuatu tidak akan terjadi, dan ketentuan objektif sesuatu tidak akan terjadi. Salah satu harapan ialah motif berprestasi, yaitu harapan untuk memperoleh kepuasan dalam penguasaan perilaku yang menantang dan sulit.
Insentif adalah objek tujuan yang actual. Insentif dapat diberikan dalam bentuk konkret atau simbolik.insentif menimbulkan dan menggerakkan perbuatan, jik disosialisasikan dengan stimulans tertentu dengan bentuk tanda-tanda akan mendapatkan sesuatu, misalnya guru mengharapkan siswa berupaya lebih keras dengan cara merangsng merek dengan kemungkinana mendapat hadiah dimana siswa melakukan antisipasi dan mengharapkan sesuatu.
c. Pendekatan Deskriptif
Jenis-jenis motivasi di tinjau dari pengertian-pengertian deskriptif yang menunjukkan kejadian-kejadian yang dapat diamati
- sifat motivasi
Sifat motivasi belajar terdiri dari motivasi instrinsik dan ekstrinsik.
1. Motif Intrinsik
Motif intrinsik adalah motif yang timbul dari dalam seseorang untuk berbuat sesuatu atau sesuatu yang mendorong bertindak sebagaimana nilai-nilai yang terkandung di dalam obyeknya itu sendiri.
Motivasi intrinsik merupakan pendorong bagi aktivitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan soal. Keinginan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, keinginan untuk memahami sesuatu hal, merupakan faktor intrinsik yang ada pada semua orang .
2. Motif Ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah motif yang timbul dari luar/lingkungan. Motivasi ekstrinsik dalam belajar antara lain berupa penghargaan, pujian, hukuman, celaan atau ingin meniru tingkah laku seseorang
Maslow dan Rogers mengakui pentingnya motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Menurut Maslow setiap individu bermotivasi untuk mengaktualisasi diri. Ia menemukan 15 ciri orang yang mampu mengaktualisasi diri. Ciri tersebut adalah (a) berkemampuan mengamati suatu realitas secara efisien, apa adanya, dan terbatas dari subjektivitasnya, (b) dapat menerima diri sendiri, orang lain, secara sewajarnya, (c) berperilaku spontan, sederhana, dan wajar, (d) terpusat pada masalah atau tugasnya, (e) memiliki kebutuhan privasi atau kemandirian yang tinggi, (f) memiliki kebebasan dan kemandirian terhadaplingkungan dan kebudayaannya, (g) dapat menghargai dengan rasa hormat dan penuh gairah,(h) dapat mengalami pengalaman puncak, (i ) memiliki rasa keterikatan, solidaritas kemanusiaan yang tinggi, (j) dapat menjalin hubungan pribadi yang wajar, (k) memiliki watak terbuka dan bebas prasangka, (l) memiliki standar kesusilaan tinggi, (m) memiliki rasa humor terpelajar, (n) memiliki kreativitas dalam bidang kehidupan, (o) memiliki otonomi tinggi.
Belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang mantab serta diakibatkan oleh pengalaman. Belajar adalah suatu hal yang membedakan antara manusia dan binatang. Ada banyak perilaku perubahan pengalaman, serta dianggap sebagai faktor-faktor penyebab dasar dalam belajar. Para ahli pendidikan dan psikolog sependapat bahwa motivasi amat penting untuk keberhasilan belajar.
Pembahasan motivasi belajar tidak bisa terlepas dari masalah-masalah psikologi dan fisiologi, karena keduanya ada saling keterkaitan. Yang perlu di pahami dalam Prinsip-prinsip motivasi belajar adalah sebagai berikut:
Ø Memuji lebih baik daripada mencela.
Perlu diketahui bahwa manusia cenderung akan mengulangi perbuatan yang mendapat pujian atau apresiasi dari pihak lain
Ø Memenuhi kebutuhan psikologi
Ø Motivasi intrinsik lebih efektif daripada ekstrinsik
Ø Keserasian antara motivasi
Ø Mampu manjelaskan tujuan pembelajaran
Ø Menumbuhkan perilaku yang lebih baik
Ø Mampu mempengaruhi lingkungan
Ø Bisa diaplikasikan dalam wujud yang nyata.
Dalam proses pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar melibatkan pihak-pihak sebagai berikut.
1. Siswa
Siswa bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri untuk meningkatkan motivasi belajar pada dirinya agar memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Motivasi berupa tekad yang kuat dari dalam diri siswa untuk sukses secara akademis, akan membuat proses belajar semakin giat dan penuh semangat.
2. Guru
Guru bertanggungjawab memperkuat motivasi belajar siswa lewat penyajian bahan pelajaran, sanksi-sanksi dan hubungan pribadi dengan siswanya. Dalam hal ini guru dapat melakukan apa yang disebut dengan menggiatkan anak dalam belajar. Usaha-usaha yang digunakan dalam mengiatkan adalah :
a. Mengemukakan pertanyaan
b. Memberi ganjaran
c. Memberi hadiah
d. Memberi hukuman/sanksi
Kreativitas serta aktivitas guru harus mampu menjadi inspirasi bagi para siswanya. Sehingga siswa akan lebih terpacu motivasinya untuk belajar, berkarya, dan berkreasi.
3. Orang tua atau keluarga dan lingkungan
Tugas memotivasi belajar bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Selain itu motivasi sosial dapat timbul dari orang-orang lain di sekitar siswa, seperti dari tetangga, sanak saudara, atau teman bermain.
Fungsi keluarga adalah sebagai motivasi utama bagi peserta didik, karena memiliki intensitas yang lebih tingi untuk menanamkan motif-motif tertentu bagi proses pembelajaran anak.
Hal paling mendasar yang digunakan sebagai motivasi dasar dalam islam adalah, pentingnya menanamkan unsur-unsur ideologi dalam proses pembelajaran, sehingga dalam proses perjalanan pembelajaran siswa tidak mengalami kegoncangan jiwa yang bisa menghambat hasil dari pendidikan itu sendiri
problematika motivasi siswa dalam belajar
Pemimpin adalah seorang yang mampu mempengaruhi orang lain, dengan beberapa persyaratan, antara lain, memiliki intelektualitas yang tingi, mampu melakukan hubungan sosial yang baik, kematangan emosional, fisik yang baik, imajiner dan mau berkerja keras. Akan tetapi dalam kenyataan di lembaga pendidikan kita jarang dijumpai seorang guru yang memiliki kriteria di atas.
Ada beberapa persyaratan yang harus dimaksimalkan dalam memecahkan problematika tersebut, karena dalam kenyataanya manusia selalu mengharapkan adanya nasehat dan petunjuk dari orang lain sebagai bentuk kebutuhan primer dari fitrah manusia itu sendiri. Diantara problematika yang perlu di antisipasi dalam lembaga pendidikan kita adalah:
1. kurangnya Memadukan motif-motif kuat yang sudah ada
Misalnya motif untuk menjadi sarjana tidak dipadukan dengan motif untuk menonjolkan diri yang kebetulan ada pada diri siswa agar berhasil dalam belajar.
2. tidak adanya kejelasan tujuan yang hendak dicapai
Semakin jelas tujuan belajar semakin kuat motif untuk mencapainya, setidak-tidaknya semakin efektif berbuat. Oleh karena itu sangat ideal apabila guru merumuskan dengan jelas tujuan belajar.
3. tidak adanya rumusan tujuan sementara
Suatu kegiatan yang mempunyai tujuan yang jauh dapat dipenggal-penggal hingga didapat tujuan sementara atau tujuan jangka pendek.
4. kurangnya Merangsang pencapaian kegiatan
Semakin dekat tujuan, semakin kuat motif untuk mencapainya. “Kedekatan tujuan” dapat dilakukan dengan membuat tujuan sementara, sebab mencapai tujuan sementara menyadarkan siswa dalam usaha mencapainya.
5. tidak adanya situasi persaingan
Pada umumnya dalam diri setiap individu ada usaha untuk menonjolkan diri atau ingin dihargai. Kecenderungan ini dapat disalurkan dalam persaingan sehat di mana guru menciptakan suasana setiap siswa giat berusaha.
6. kurangnya menumbuhkan Persaingan dengan diri sendiri.
Siswa diberi tugas yang berbeda sehingga siswa itu sendiri yang akan melihat tugas mana yang paling baik hasilnya. Dengan demikian dia dapat mempergunakan upaya yang digunakan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang paling baik hasilnya.
7. kurang maksimalnya laporan hasil yang dicapai
Apabila telah selesai pekerjaan siswa maka beritahukan hasilnya sehingga dia semakin giat mencapainya lagi dengan lebih baik. Inilah keuntungan yang utama bila hasil pekerjaan diberitahukan pada setiap orang.
8. tidak adanya contoh yang positif dari pendidik
Guru yang mengharapkan sesuatu dari siswanya harus juga memperlihatkan yang dimintainya itu terpancang dalam diri guru. Dengan demikian siswa menilai guru tersebut bekerja baik. Hal ini menimbulkan kegairahan belajar dalam diri siswa. Lebih jelasnya, seorang guru harus mempunyai strategi pendekatan yang mampu mempengaruhi siswa dalam belajar.
C. Motivasi dalam belajar
Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar.motivasi belajar tersebut ada yng instrinsik atau ekstrinsik. Penguat motivasi-motivasi belajar tersebut berada di tangan para pendidik/guru dan anggota masyarakat lain. Guru sebagai pendidik bertugas memperkuat motivasi belajar selama minimum 9 tahun pada usia wajib belajar. Orang tua bertugas memperkuat motivasi belajar sepanjang hayat.
1. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
Motivasi belajar sebenarnya ada dalam diri siswa. Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar tersebut ada dalam jaringan rekayasa pedagogis guru. Dengan tindakan pembuatan persiapan mengajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka guru menguatkan moyivasi belajar siswa. Sebaliknya, dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain:
a. Cita-cita dan aspirasi siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan beljar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat membaca,dll.
Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan yang giat, bahkan di kemudian hari menumbuhkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita di pengaruhi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan, selain itu juga di barengi oleh perkembangan kepribadian.
Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan dari kemauan menjadi cita-cita. Keinginan berlangsung sesaat atau dalam jangka waktu yang singkat, sedangkan kemauan dapat berlangsung dalam jngka waktu yang lama. Kemauan telah di sertai dengan perhitungan akal sehat. Cita-cita dapat berlangsung sepnjng hayat
b. Kemampuan siswa
Keinginan seorang ank perlu diikuti dengan kemampuan atau kecakapan mencpainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampun akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembngan. Sebagai contoh, keinginan membaca perlu di barengi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf.kesukran mengucapkan huruf “r” misalnya, dapat diatasi dengan latihan mengucapkan huruf “r” yang benar. Latihan berulang kali menyebabkan terbentuknya kemampuan mengucapkan huruf-huruf yang lain, maka keinginan anak untuk membaca terpenuhi.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya seorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.
d. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, pergaulan siswa yang rukun, ketertiban perlu dipertinggi mutunya dengn lingkungan yang mn, sehat, tenterm, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur dinmis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film semakin menjangkau siswa. Siswa yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik, merupakan kondisi dinimis yang bagus bagi pembelajaran.
f. Upaya guru dalam membeljarkan siswa
Guru adalah seorang pendidik professional yang berkenbang.tugas profesionalnya mengharuskan ia belajar sepanjang hayat. Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan diluar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi:
· Menyelenggarakan tata tertib belajar di sekolah
· Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah
· Membina belajar tertib pergaulan
· Membina belajar tertib lingkungan sekolah
Upaya pembelajaran terhadap anak didik:
· Pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar
· Pemanfaatan penguatan berupa hadiah, kritik, hukuman secara tepat guna
· Mendidik cinta belajar
Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga agama, dan pusat pendidikan pemuda yang lain.
2. Upaya meningkatkan motivasi belajar
a. Optimalisasi penerapan prinsip belajar
Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsi belajar. Beberap prinsip belajar tersebut antara lain:
1) Belajar menjadi bermakna jika siswa memahami tujuan belajar, oleh karena itu, guru perlu menjelskn tujuan belajar ecara hierarkis.
2) Belajar menjadi bermakna bil siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantangnya; oleh karena itu peletakan urutan masalah yang menantang harus disusun guru dengan baik
3) Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu;oleh karena itu, disamping mengajarkan bahan secara terpisah-pisah, guru sebaiknya membuat pembelajaran unit atau proyek.
4) Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan-bahan belajar siswa semkin bertmbah, oleh karena itu, guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai paling menantang. Sebaiknya, bahan tersebut diatur dalam prinsip memenuhi kebutuhan aktualisasi diri
5) Belajar menjdi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai beljarnya bagi kehidupan dikemudian hari, oleh karena itu, guru perlu memperhatikan criteria keberhasilan atau kegagalan belajar.
b. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran
Guru adalah pendidik sekaligus pembimbing belajar. Guru lebih memahami keterbatasan waktu bagi siswa. Seringkali siswa lengah tentang nilai kesempatan belajar. Oleh karena itu guru dapat mengupayakan optimalisasi unsure-unsur dinamis yang ada dalam diri siswa dan yang ada di lingkungan siswa upaya optimalisasi tersebut sebagai berikut:
1) Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkap hambatan belajar yang dialaminya
2) Memelihara minat, kemauan dan semangat belajarnya sehingga terwujud tindak belajar.
3) Meminta kesempatan kepada orang tua siswa atau wali agar member kesempatan kepada siswa untuk beraktualissi diri dalam belajar.
4) Memanfaatkan unsure-unsur lingkungan yang mendorong belajar, misalnya surat kabar, dan tayangan televise yang mengganggu pemusatan perhatian belajar agar dicegah
5) Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar, pada tingkat ini guru memberlakukan upaya “belajar merupakan aktualsasi diri siswa”
6) Guru merangsang siswa dengan penguatan memnberi rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan “pasti berhasil”
c. Optimalisasi pemanfaatan penglaman dan kemampuan siswa
guru adalah penggerak perjalanan belajar bagi siswa.Sebagai penggerask, maka guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa. Sebagai fasilitator belajar, maka guru diharapkan memantau tingkat kesukaran pengalaman belajar, dan segera membantu mengatasi kesukaran belajar. Bantuan mengatasi kesukaran belajar perlu diberikan sebelum siswa putus asa. Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola siswa belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya; tiap membaca bahan belajar siswa mencatat hal-hal yang sukar, catatan hal-hal yang sukar tersebut kemudian diberikan kepada guru.
2) Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa
3) Guru memecahkan hal-hal yang sukar dan mencari cara memecahkannya
4) Guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidikan keberanian mengatasi kesukaran
5) Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran
6) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekan-rekannya yang mengalami kesukaran
7) Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri
8) Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri.
d. Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar
Guru adalah poendidik anak bangsa . ia berpeluang merekayasa dan mendidikan cita-cita bangsa. Mendidikan cita-cita belajar pada siswa merupakan upaya memberantas kebodohan masyarakat. Upaya mendidikan dan mengembangkan cita-cita belajar tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara.cara-cara mendidik dan mengembangkan yang dapat dilakukan antara lain:sebagai berikut:
1) Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan, seperti mengatur kelas dan sekolah yang indah dan tertib. Setiap siswa dapat merasa nyaman dan betah tinggal di sekolah.
2) Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar
3) Guru mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan unjuk belajar, seperti lomba baca, lomba karya tulis ilmiah, serta lomba-lomba katrampilan lainnya
4) Guru mengajak serta orangtua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar seperti buku bacaan, majalah, alat olahraga dll.
5) Guru memberanikan siswa untuk mencatat keinginan-keinginan siswa; siswa diajak berdiskusi tentang keberhasilan atau kegagalan mencapai keinginan , selanjutnya siswa diminta merumuskan keinginan-keinginan yang baru
6) Guru bekerjasama dengan pendidik lain seperti orangtua, ulama, masyarakat sekitar untuk mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat.
Meningkatkan motivasi belajar anak / siswa
Hasil belajar ditentukan antara lain oleh gabungan antara kemampuan dasar anak dan kesungguhan dalam belajar. Kesungguhan ditentukan oleh motivasi yang bersangkutan. Oleh karena itu sangat penting menumbuhkan motivasi belajar anak.
Apa yang menyebabkan anak termotivasi dalam belajar?
1. Anak yakin bahwa apa yang dipelajari akan bermanfaat bagi dirnya.
2. Anak yakin akan bisa memahami pelajaran tersebut
3. Situasi belajar menyenangkan
Apa yang perlu dilakukan oleh orangtua untuk meningkatkan motivasi belajar anak:
1. Keteladanan orang tua bisa membangkitkan motivasi belajar anak. Artinya orang tua harus menunjukkan pula bahwa diapun senang belajar, sehingga anak akan mengikutinya.
2. Tentukan target bersama dan berikan intensif. Sebagai contoh: bila anak masuk 5 besar, maka dia akan mendapatkan hadiah/jalan-jalan.
Apa yang perlu dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar anak:
1. Memakai teknik pembelajaran yang inovatif (memakai vcd, komputer, atau wisata ke lapangan)
2. Guru menyampaikan tujuan belajar, sebelum mulai pelajaran.
3. Guru memahami bahwa motivasi menentukan keberhasilan belajar siswa
4. Siswa diberikan kesempatan untuk berinteraksi dan bekerjasama
5. Sarana dan prasarana belajar kondusif
Cara belajar yang dapat memotivasi anak untuk guru
1. Kaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari anak dan tunjukkan manfaatnya untuk masa depan mereka.
2. Bantu anak membuat target dalam hidupnya. Harga dirinya akan tumbuh apabila dia berhasil mencapai targetnya.
3. Ciptakan hubungan yang hangat dengan siswa. Contohnya: mengenal nama siwa, ramah, dll
4. Gunakan cara mengajar yang inovatif. Contohnya memakai alat peraga.
5. Berikan siswa kebebasan untuk berpendapat
6. Salurkan minat dan kegemaran siswa dalam berbagai kegiatan
7. Bentuklah kelompok-kelompok belajar.
Cara memotivasi siswa yang enggan/males belajar
1. Berikan anak target jangka pendek yang sesuai dengan kemampuannya. Diharapkan anak termotivasi dan harga dirinya tumbuh karena dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya..
2. Bantu siswa menuliskan target sendiri dan bantulah agar dia dapat mencapainya.
3. Jangan mengkritik siswa, karena kritik akan menurunnkan rasa percaya diri dan membuat jauh hubungan antara guru dan murid.
4. Berikan insentif bila perlu. Sering siswa yang enggan belajar termotivasi bila diberikan hadiah
5. Lakukan konseling untuk mengetahui sebab malas belajarnya.
Pentingnya tanggapan (umpan balik) dalam meningkatkan motivasi belajar anak
1. Berikan segera tanggapan setelah siswa mengerjakan tugas
2. Berikan pujian bila siswa sukses mengerjakan tugas
3. Berikan jalan keluar bila siswa bingung. Jangan langsung memberi bantuan,
0 komentar:
Posting Komentar